1. Danau Toba
Danau Toba adalah sebuah danau vulkanik dengan ukuran panjang 100 kilometer dan lebar 30 kilometer yang terletak di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Danau ini merupakan danau terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara. Di tengah danau ini terdapat sebuah pulau vulkanik bernama Pulau Samosir.
Danau Toba sejak lama menjadi daerah tujuan wisata penting di Sumatera Utara menarik wisatawan domestik maupun mancanegara
Diperkirakan Danau Toba terjadi saat ledakan sekitar 73.000-75.000 tahun
yang lalu dan merupakan letusan supervolcano (gunung berapi super) yang
paling baru. Bill Rose dan Craig Chesner dari Michigan Technological
University memperkirakan bahwa bahan-bahan vulkanik yang dimuntahkan
gunung itu sebanyak 2.800 km³, dengan 800 km³ batuan ignimbrit dan 2.000
km³ abu vulkanik yang diperkirakan tertiup angin ke barat selama 2
minggu. Debu vulkanik yang ditiup angin telah menyebar ke separuh bumi,
dari Cina sampai ke Afrika Selatan. Letusannya terjadi selama 1 minggu
dan lontaran debunya mencapai 10 km di atas permukaan laut.
2. Danau Sicikeh-Cike
Secara
administratif Taman Wisata Alam Sicikeh-cikeh termasuk Desa Pancar Nuli,
Kecamatan Sidikalang, Kabupaten Dairi, Propinsi Sumatera Utara. Pada
umumnya keadaan topografi lapangan TWA Sicikeh-cikeh sebagian
bergelombang berat dan sebagian bergelombang sedang dan ringan, dengan
ketinggian antara 1.500-2.000 m dpl.
Keadaan vegetasi di TWA Sicikeh-cikeh
merupakan hutan hujan tropis pegunungan dengan jenis-jenis tumbuhan
antara lain : Samponus bunga (Dacrydium junghuhnii), Kemenyan (Styrax
benzoin), Kecing (Quercus sp) dan Haundolok (Eugenia sp). Beberapa jenis
satwa yang dapat dijumpai antara lain Beruang madu, Kambing hutan,
Harimau, Babi hutan dan Rusa.
Di samping keadaan alamnya sendiri yang
potensial sebagai tempat wisata juga terdapat beberapa obyek yang dapat
dinikmati, antara lain : keindahan danau, gejala alam dan lain
sebagainya. Beberapa kegiatan wisata yang dapat dilakukan antara lain
adalah lintas alam, berkemah serta foto hunting. Hutan Wisata
Sicikeh-cikeh, dengan potensi flora dan fauna yang dapat dijadikan
sebagai laboratorium penelitian hutan. Keberadaan kawasan ini juga
memberikan manfaat bagi penduduk sebagai sumber air resapan, bila
dikembangkan akan menjai obyek wisata yang potensial pada masa
mendatang. Kawasan ini juga mempunyai 3 buah danau saling berdekatan dan
keadaan airnya yang tetap stabil. Konon menurut legenda, dulunya adalah
3 buah desa yang berubah menjadi danau akibat kutukan seorang ibu
terhadap anaknya yang durhaka.
3. Danau Marsabut
Kabupaten Tapanuli Selatan adalah sebuah kabupaten di Sumatera Utara, Indonesia. Ibu kotanya ialah Sipirok. Kabupaten ini awalnya merupakan kabupaten yang amat besar dan beribukota di Padang Sidempuan.
Daerah-daerah yang telah berpisah dari Kabupaten Tapanuli Selatan
adalah Mandailing Natal, Kota Padang Sidempuan, Padang Lawas Utara dan
Padang Lawas Selatan. Setelah pemekaran, ibukota kabupaten ini pindah ke
Sipirok.
Letaknya di atas gunung yang di beri nama Dolok Sipipisan. Danau ini
memiliki keunikan tersendiri, dimana kalau pagi hari di permukaan air
danau ditutupi kabut putih. Dengan luas yang hanya sekitar 3000 Km2 atau
3 hektare danau ini punya kelebihan tersendiri. Danau ini mempunyai luas yang hanya sekitar 3000 Km2 atau 3 hektare danau
ini punya kelebihan tersendiri. Disekeliling danau merupakan hutan yang
lebat. Tentu saja ini menambah keasrian danau.
4. Danau Linting
Mereka menyebutnya dengan nama sebuah keajaiban di puncak bukit kecil di
desa Sibunga-bunga Hilir, Sinembah Tanjung Muda (STM) Hulu, kabupaten
Deliserdang, Sumatera Utara.
Danau Linting berawal dari sebuah retakan dari peristiwa vulkanik,
sehingga menyebabkan air danau linting hangat dan mengandung Belerang.
Di sini, bisa dilihat kandungan belerang yang cukup tinggi. Aroma
belerang cukup menyengat.
Terapi pemandian air hangat danau linting yang memiliki kehangatan
sekitar 33-40 derajat celsius dengan airnya yang jernih
Suasana semakin indah dengan tumbuhnya sejumlah tanaman pohon
menjuntai dan menggapai air sehingga semakin menambah indah panoramanya.
5. Danau Lau Kawar
Danau Lau Kawar adalah salah satu danau yang ada di kawasan ekosistem
Leuser (KEL). Danau Lau Kawar yang berair kebiruan ini terletak di kaki
Gunung Sinabung. Untuk menuju Danau Lau Kawar, dari Kota Medan menuju
arah Brastagi. Dari tugu perjuangan di Kota Berastagi, kita berbelok
kearah kanan menuju Kecamatan Simpang Empat. Menempuh jarak sekitar 30
Km dari Kota Berastagi dengan waktu tempuh sekitar 1 jam, melewati jalan
Kabanjahe – Kuta Rakyat. maka kita akan sampai di Danau Lau Kawar,
Kecamatan Naman Teran, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Bila dari Kota
Medan, Law Kawar terletak sekitar 69 Km dengan jarak tempuh sekitar 3
jam. Saat ini, jalan menuju Danau Lau Kawar sudah sangat mulus
dibandingkan beberapa tahun lalau.
Danau seluas 200 Ha ini bila di bandingkan dengan Danau Toba, memang
hanya 1/6 Danau Toba, namun pesonanya tidak kalah dengan Danau Toba.
Menuju ke Danau Lau Kawar, bisa terdapat berbagai alternative angkutan
umum dari Kota Medan, antara lain dengan Karsima, Sinabung atau Sutra.
Dengan membayar Rp.6.000,-, kita akan di antar ke Danau Lau Kawar.
Pemandangan pedesaan yang sangat khas akan kita temukan dari Brastagi ke
Danau Lau Kawar, disamping kiri kanan, kita akan melihat tanaman sayur
milik masyarakat, diselingi oleh kebun jeruk. Sepanjang jalan kita akan
banyak berpapasan dengan kendaraan pedesaan berupa gerobak kayu yang di
hela oleh seekor sapi. Angkutan ini biasanya membawa rumput, daun
jagung, atau hasil palawija penduduk.
Terletak persis dikaki Gunung Sinabung, Gunung yang tertidur ratusan
tahun dan bertype A sejak kembali meletus tahun 2010. Lau Kawar adalah
pintu masuk menuju Gunung Sinabung. Karenanya lokasinya sangat eksotis.
Memasuki pintu gerbang Lau Kawar, di sisi kanan danau terletak Deleng
Lancuk atau Bukit Lancuk yang biasa menjadi tempat tracking, cukup
banyak anggrek hutan yang bisa ditemukan di Deleng Lancuk. Sayang pacet
juga cukup banyak, sehingga harus hati-hati apabila berminat melakukan
tracking di Deleng Lancuk.
Sedangkan disisi kiri Danau Lau Kawar, terletak camping ground seluas
3 Ha, di sinilah para pendaki gunung mendirikan tendanya sebelum
mendaki Gunung Sinabung. Pada setiap hari sabtu dan minggu, camping
ground ini penuh sesak oleh tenda-tenda para pecinta alam, setidaknya
200-400 tenda berdiri di camping ground ini setiap minggunya, apalagi
apabila libur semester, jumlahnya bisa meningkat. Apalagi kontribusi
yang relative murah, yaitu sekitar Rp.2.500,- per tenda. Sayang hanya
ada 1 kamar yang disewakan penduduk disini seharga Rp.25.000,- / malam.
Maka alternative menginap di Law Kawar adalah dengan tenda di Camping
Ground.
Setiap hari, masyarakat memancing ikan dengan sampan-sampan kecil di
Danau ini. Umumnya, mereka kembali saat matahari turun di senja hari.
Pemandangan nelayan yang kembali saat senja ini menjadi eksotisme
tersendiri yang bisa dinikmati pengunjung Danau Lau Kawar. Untuk
menikmati eksotisme Danau Lau Kawar, ada juga hiburan berupa menyusuri
Danau dengan satu dua rakit yang ada disitu.
8 comments:
Semoga menjadi blogger yang paten ya :D oyah, maen-maen lah sekali-sekali ke weblog kami di http://www.ceritamedan.com disana bisa kasih komentar dan promo link blog juga kok :D dan sudah dipasang blog ini di weblog kami
Danau Linting itu enak enak tempatnya, cuma permasalahan sampai sekarang sampah yang berserakan padahal sudah disediakan tempat sampah.
baik mimin cerita medan, kemarin nyoba promo link tapi gaa bisa...
:(
iya bang, kesadaran kita sebagai pengunjung masih sedikit, padahal kebersihan itu termasuk sapta pesona.
thank udah berkunjung min, ngerasa amazed dengan kunjungan blogger medan :)
masih ada danau siais di kab. tapanuli selatan, danau tao do pasar matanggor kab,padang lawas utara, danau tobat marombun di kec. panyabungan barat, mandailing natal
Sudah dilengkapi bang. :)
d tapsel ada 2 danau, salah satunya danau siais
Boleh minta no hp bang? guide kan yak?
Post a Comment
Pengujung yang baik, pasti tidak lupa berkomentar. :)
Terimakasih.....