Pada tahun 2014, Traveling Medan Comm dan Pariwisata Sumut (pariwisataSUMUT.Net) mengadakan social tourism care di tahun pertamanya dengan membawa adik-adik dari panti asuhan Aceh Sepakat. Berangkat dari tahun tersebut, kami memutuskan untuk menjadikan Social Tourism Care sebagai agenda tahunan hingga kemudian pada 2015 kembali diadakan. Adalah harapan besar untuk dapat menjadikan kegiatan ini dalam kuartal pertahun, persemester, triwulan atau bahkan perbulan, semoga.
Bersyukur sekali rasanya bertemu dan mengenal orang-orang yang benar peduli, dengan menggandeng tangan komunitas-komunitas seperti Michael Jackson Lovers Indonesia (MJLI-Medan), WakjonMedan, Tauko Tembung, lapakMedan, CumaMedan, Balistarholidays, Golden Horse Tour and Travel dan portal Medan Kreatif, kegiatan Social Tourism Care 2015 berjalan dengan sangat baik. Tak lupa juga saya ingin mengucapkan terimakasih banyak kepada Team Traveling Medan dan PariwisataSUMUT.Net dan juga para peserta trip.
Sedikit Cerita Di Perjalanan
Menempuh waktu sekitar 3 jam, kami berangkat dari Kota Medan menuju camp pengungsian di Desa Mardinding. Jalan yang kopak-kapik menjadi rute melelahkan, di sepanjang perjalanan saya berfikir dan was-was bagaimana ribetnya team-team saya yang menggunakan kenderaan bermotor untuk menuju lokasi. But thanks God, everything was being great!
Merinding, atmosphere kengerian tersebut saya rasakan ketika melalui rute yang cukup ekstrim, bebatuan dan jalan longsor akibat gerusan erupsi Sinabung menghiasi guratan luka di Tanah Karo. Tanah Karo Simalem yang begitu digilai oleh wisatawan baik domestik dan internasional kini tengah berduka tanpa tahu kapan duka itu akan berujung. Di kejauhan asap gunung Sinabung masih saja mengepul, landscape Sinabung sudah berubah. Ah...!! seumur hidup saya sekalipun belum pernah menginjakkan kaki di Gunung tertinggi ke dua di Sumatera Utara itu, ia tengah bergelora.
Sekitar pukul 12.00 (
Ada senyum bahagia di setiap sudut bibir kami, meski di dalam hati degup kepedihan tetap merajai saat melihat apa yang ada di depan mata. Kami seakan tenggelam dalam lirik-lirik pilu diatas senyum para pengungsi yang kami temui di camp. Kami dan para pengungsi berbagi cerita, tentang kehidupan, mendengar setiap inci mozaik warna yang menghablur ditengah gemuruh Sinabung, tentang masa depan, memaknai waktu demi waktu yang semakin suram seakan hilang.
Saya bersyukur bisa bercengkrama dan duduk diantara ibu-ibu pengungsi, memerahkan bibir dengan sirih (demban) bersenda gurau dan sejenak melepas rinai parau berderak. Meski hanya sebentar, ada semangat dan motivasi yang saya dapatkan dari kegiatan social tourism care 2015 kali ini. Tak hanya itu, senyum bahagia dan keceriaan adik-adik di camp pengungsian membuat saya sangat bahagia, saya percaya bahwa semua peserta trip pada kegiatan travel care merasakan hal yang sama.
Sampai jumpa di Social Tourism Care selanjutnya,
"kita berbagi bukan karena kita kaya, akan tetapi kita pernah merasakan betapa sedihnya berada di posisi mereka"
No comments:
Post a Comment
Pengujung yang baik, pasti tidak lupa berkomentar. :)
Terimakasih.....