- banyak hal mengapa seseorang memiliki hobby berjalan-jalan namun tak sedikit juga yang berjalan-jalan tanpa tujuan. Ant'z -
Medan, ibukota dari Provinsi Sumatera Utara yang dulunya didirikan oleh Guru Patimpus, seorang keturunan etnis Karo. Kota terbesar ketiga di Indonesia ini tengah mengalami pertumbuhan pesat di segala bidang, mulai dari perekonomian, pendidikan dan tentu saja pariwisata. Kini kota nan hiruk pikuk mulai menjelma, metropolitan dan modernisasi.
"Untuk sebuah perjalanan, biarkan hatimu bergejolak, nikmati, dan jangan risaukan akan hal-hal yang membuatmu merasa tidak nyaman. Ant'z"
Untuk mencapai kota Medan, bagi kamu yang berada diluar dari provinsi tentu saja akan bertemu dengan bandara Kuala Namu International Airport, bandara termodern pertama di Indonesia yang berlokasi di kabupaten Deli Serdan. Perpindahan bandara dari Polonia ke Kuala Namu menyebabkan pendapatan daerah Medan berkurang dratis, lain halnya dengan kab Deli Serdang yang secara otomatis mengalami pertumbuhan ekonomi disebabkan oleh kehadiran bandara ini. Pemerataan pembangunan sudah sepantasnya dilakukan di setiap daerah, tidak hanya terpusat di kota-kota besar saja, bukan?
Medan beberapa kali mendapatkan predikat, meraih penghargaan Adipura. Salute!! :)
Namun sejenak perlu dipaparkan alasannya kenapa bisa? dari sudut mana?
Namun sejenak perlu dipaparkan alasannya kenapa bisa? dari sudut mana?
Pemeliharaan asset asset daerah yang layak dijadikan sebagai destinasi wisata banyak yang tidak terurus. Terurus namun tak optimal, Tak optimal hingga terabaikan begitu saja. Banyak bangunan bernilai historis kini beralih fungsi, memang iya diberdayakan tetapi pemberdayaan yang salah kaprah. tidak sesuai.
"Segala sesuatu hal yang tidak ditempatkan atau tidak pada tempatnya dianggap gila atau kotor"
MICE industy, sebuah terobosan dan kekuatan baru di bidang kepariwisataan yang kini merupakan sektor Pariwisata yang amat layak dikembangkan di Medan. Namun sepertinya pemerintah daerah belum sanggup, Sederhana saja, saya punya pertanyaan: "Apa iya dinas pariwisata hanya mondar-mandir meminta retribusi, memberi surat izin?" tanpa berusaha sebagai motor penggerak? entahlah..
Pastinya untuk mengelola MICE Industry butuh tenaga dan SDM yang kompeten, untuk itu perlu sekali dinas terkait memberi sosialisasi kepada masyarakat, pelaku pariwisata, kawula muda untuk siap bergerak serta didalam mengembangkan Pariwisata MICE di kota Medan sehingga tak ada lagi yang berkata "Dinas Pariwisata Enggak Ada Kerja" atau mengutip sebagian curhatan kawan saya, seorang jurnalis. "lucu rasanya ketika ke kantor dinas pariwisata Medan, ketika mencari narasumber, pegawainya berkata: Lagi ngedekor di Lapangan Merdeka"
Kriminalitas adalah kekasihnya Perkembangan, seiring Medan semakin berkembang untuk menjadi the litle Asia tingkat kriminalitas juga semakin memuncak. Fakta yang paling menyedihkan adalah keberadaan Polisi Pariwisata. Bahkan satu kalipun saya tidak pernah melihat batang hidung mereka, sekalipun tidak. Atau memang tidak ada? jika jawabannya memang tidak ada ayo dong adakan,kalau jawabannya ada maka ayo dong diberdayakan karena untuk menjadi destinasi wisata, faktor keamanan menjadi point pertama untuk menaruh positioning safe destination dibenak wisatawan baik domestik maupun internasional :)
Tulisan ini itikadnya baik, bukan untuk menjatuhkan tetapi untuk mengubah paradigma kita (saya dan mereka yang benar benar setia untuk kota Medan).Karena yang puas belum tentu setia, bukan? :)
Antonius Naibaho Twitter www.twitter,com/Anthony_Riel
Pariwisata SUMUT Link www.twitter.com/pariwisataSUMUT
mungkin anda juga tertarik untuk membaca opini saya berikut:
No comments:
Post a Comment
Pengujung yang baik, pasti tidak lupa berkomentar. :)
Terimakasih.....