Tradisi mangokkal holi merupakan suatu tradisi turun temurun ditengah masyarakat batak. Semua etnis batak seperti Toba, Karo, Simalungun, Pakpak dan Angkola meski dengan penamaan berbeda namun inti dan tujuan ritual dari tradisi ini tetaplah sama, suku etnis Batak melakukannya secara besar-besaran dan tentu menghabiskan biaya fantastis. Hal tersebut karena biasanya selain memotong ternak, upacara prosesi adat mangokkal holi diadakan hingga beberapa hari.
Mangokkal Holi berarti mengambil tulang belulang seseorang dari dalam tanah atau kuburan. Dilanjutkan dengan menempatkan tulang tersebut pada sebuah peti dan kemudian menempatkannya di tugu (bangunan yang berfungsi sebagai tempat penyimpan tulang belulang leluhur keluarga)
Penamaan upacara adat batak ini berbeda disetiap suku etnis. Toba dan Simalungun menyebutnya "Mangokkal Holi", Pakpak menyebutnya "Mengkurak Tulan" atau "Mengongkal Tulan", Karo menyebutnya "Nampeken Tulan-Tulan".
Secara garis besar upacara mangokkal holi dilakukan demi mempertahankan silsilah garis keturunan marga di tengah orang batak dan juga berfungsi untuk menunjukkan eksistensi dan taraf hidup keluarga yang melaksanakan tradisi ini. Selain itu masyarakat Batak mempercayai bahwa menghargai leluhur dengan menempatkan mereka di tugu adalah sebuah bukti bahwa masyarakat batak tidak pernah ingin melupakan jasa para leluhur.
Prosesi Menempatkan Tulang |
Prosesi Mangokkal Holi |
Maka jangan heran bila anda memasuki daerah di Sumatera Utara seperti pulau Samosir dan lainnya bila menemukan bangunan besar, menjulang dan indah melebihi rumah disekitarnya. Karena bangunan Tugu tersebut adalah tempat khusus yang dibuat untuk menyimpan tulang belulang. Salah satu tugu yang cukup terkenal karena bangunannya yang besar menghabiskan biaya besar pula adalah tugu Silalahi di desa Silalahi kabupaten Dairi.
2 comments:
kenapa tidak bisa di copy?
sengaja bang, :)
Post a Comment
Pengujung yang baik, pasti tidak lupa berkomentar. :)
Terimakasih.....