Lau Debuk Debuk, Karo

Lau Debuk-debuk merupakan sebuah desa yang memiliki sumber air panas dengan kandungan belerang, banyak dikunjungi oleh turis untuk menikmati hangatnya air belerang dalam suasana kesejukan udara pegunungan. Desa ini terletak lebih kurang 10 km dari Bandar Baru menuju Brastagi 

Lau Debuk Debuk merupakan kelompok hutan yang berada pada ketinggian ± 1300 m dpl, memiliki tipe ekosistem hutan hujan tropis dataran tinggi. Pada awalnya kawasan ini memiliki status Cagar Alam berdasarkan Keputusan Raja Deli tanggal 30 Desember 1924, yang kemudian dirubah statusnya menjadi taman wisata alam melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian nomor 320/Kpts/Um/5/1980 tanggal 9 Mei 1980.

 
Pada kawasan taman wisata ini terdapat sumber mata air panas yang mengandung belerang.
Hal ini dipengaruhi oleh letaknya yang berada di kaki Gunung Sibayak. TWA. Lau Debug Debug, oleh sebagian masyarakat sekitar dianggap keramat/disucikan.

Pada hari-hari tertentu oleh masyarakat karo yang menganut aliran kepercayaan (animisme) dilakukan acara erpangir (mandi bersihkan diri dengan air bunga). Penganut kepercayaan ini lebih dikenal dengan sebutan ”Kelak Pamena”

Kawasan TWA. Lau Debug Debug secara administratif pemerintahan berada di Desa Doulu Kecamatan Berastagi, Kabupaten Tanah Karo. Sesuai Surat Keputusan Menteri Pertanian nomor 320/Kpts/Um/5/1980 tanggal 9 Mei 1980, kawasan TWA Lau Debug Debug memiliki luas 7 ha.

Jenis-jenis vegetasi yang terdapat dalam kawasan TWA. Lau Debug Debugadalah Pinus merkusii, Altingia exels, Schima wallichii, manglitia glauca, Dacridyum junghunii, Quercus benetti, Ficus fistulosa, Eugenia Spp, Ochrosia sp, Pteleccarpus lampongus. Di tengah-tengah kawasan taman wisata ini terdapat rawa-rawa. Pada saat ini, kawasan sedang mengalami tekanan berat oleh masyarakat sekitar yang mengalih fungsikan ekosistem asli.

Jenis fauna asli yang mendiami TWA. Lau Debug Debug adalah burung kutilang, murai,jalak, tupai, monyet ekor panjang, musang, ular sawah.