Oleh : Antonius Naibaho
ASAP
Pada awalnya
penggunaan isyarat diciptakan pada zaman Yunani masa pemerintahan raja Darius I
(522 –486 SM) ketika mengalami kesulitan dalam pengiriman pesan berita kepada propinsi-propinsi
di bawah kekuasaannya yang tersebar dari sungai Indus hingga Danube. Isyarat
yang digunakan adalah dengan menyuruh orang berdiri di ketinggian dan kemudian
menyalakan api . Setiap asap yang ditimbulkan dari api tersebut akan
menciptakan beberapa pesan yang akan diterima dan dimengerti oleh orang- orang
yang dituju. Kecepatan sampainya pesan atau berita dari Sinyal asap ini kira -
kira sama dengan kecepatan 30 kali lebih cepat dari pada menggunakan kurir yang
berlari secara marathon yang pada masa itu memang lumrah digunakan bila ada
pesan atau berita penting yang hendak dikirimkan.
Adapun pada zaman Cina kuno, para tentara yang memiliki tugas jaga ditempatkan di sepanjang Tembok Besar Cina untuk saling memperingatkan satu sama lain akan adanya serangan musuh dengan cara memberikan sinyal melalui menara satu ke menara lainnya . Niscaya mereka bisa mengirimkan pesan – pesan yang diinginkan sejauh 480 km atau 300 mil hanya dalam waktu beberapa jam saja .
Polybius, seorang sejarawan Yunani , datang dengan sistem Sinyal asap alfabet yang lebih kompleks sekitar tahun 150 SM. Dia menemukan system alphabet Yunani yang kemudian dikonversi menjadi karakter numerik. Sistem alphabet yang dikonversi menjadi karakter numerik ini dipergunakan untuk agar pesan lebih mudah disampaikan . Sistem ini dilakukan dengan cara memegang sepasang obor . Ide ini dikenal dengan nama “Polybius Square’ dan juga diperkenalkan dengan kriptografi dan steganografi. Konsep kriptografi pernah dipergunakan dengan hiragana jepang dan Jerman dalam Perang Dunia I .
Suku Indian dari Amerika Utara juga melakukan komunikasi dengan menggunakan Sinyal asap . Setiap suku mempunyai sistem sinyal beserta artinya masing - masing yang hanya bisa dimengerti dalam lingkup terbatas . Pengirim sinyal memulai dengan api unggun , biasanya api unggun tersebut dibuat dengan menggunakan rumput kering yang dibakar dan selanjutnya akan menyebabkan kumpulan - kumpulan asap yang bergerak naik ke atas . Rumput - rumput tersebut di ambil pada saat kondisinya kering dan ikatan - ikatan rumput lain yang juga kering akan dibakar kemudian ke dalam api agar api menyala terus menerus sesuai keinginan penggunanya . Lokasi dari asap dan bentuk kecondongan membumbungnya asap ( posisi membentuk semacam kerucut ) tersebut mempunyai arti tertentu . Jika pengirim pesan membentuk suatu kumpulan asap yang bentuknya makin mengecil dari arah bawah ke atas ( ujung kerucut di atas ), ini menandakan bahwa semuanya dalam keadaan baik - baik saja . Tapi apabila sang pengirim pesan membentuk dari asap yang dihasilkannya makin mengecil dari arah atas ke bawah ( ujung kerucut di bawah ) , maka hal itu berarti menandakan adanya bahaya yang mengintai .
Sinyal asap masih digunakan hingga saat ini untuk memenuhi berbagai kepentingan . Di Roma , asrama Kardinal (tempat para kardinal terpilih dari berbagai negara di seluruh dunia dikarantina hingga akhirnya terpilih Paus baru) menggunakan sinyal asap untuk mengindikasikan terpilihnya Paus baru . Kardinal - kardinal yang memenuhi syarat mengadakan surat suara rahasia sampai seseorang menerima suara minimal dua per tiga plus satu dari jumlah seluruh kardinal yang memiliki hak suara . Surat suara akan dibakar setiap habis pemilihan , tiap hasil gagal atau berhasil terpilihnya Paus baru berarti bahan kimia berbeda yang dimasukkan ke dalam pembakaran agar menghasilkan warna asap yang berbeda . Di luar gereja katedral , umat Katolik menanti timbulnya asap putih dari cerobong asap , karena asap dengan warna hitam mengindikasikan pemilihan yang gagal dan asap dengan warna putih mengindikasikan bahwa Paus baru telah terpilih dan hal itu berarti umat katolik telah memiliki pemimpin agama yang baru .
Secara umum Sinyal asap digunakan untuk mengirimkan berita , sinyal bahaya , sebagai tanda darurat atau mengumpulkan orang banyak ke suatu area .
Adapun pada zaman Cina kuno, para tentara yang memiliki tugas jaga ditempatkan di sepanjang Tembok Besar Cina untuk saling memperingatkan satu sama lain akan adanya serangan musuh dengan cara memberikan sinyal melalui menara satu ke menara lainnya . Niscaya mereka bisa mengirimkan pesan – pesan yang diinginkan sejauh 480 km atau 300 mil hanya dalam waktu beberapa jam saja .
Polybius, seorang sejarawan Yunani , datang dengan sistem Sinyal asap alfabet yang lebih kompleks sekitar tahun 150 SM. Dia menemukan system alphabet Yunani yang kemudian dikonversi menjadi karakter numerik. Sistem alphabet yang dikonversi menjadi karakter numerik ini dipergunakan untuk agar pesan lebih mudah disampaikan . Sistem ini dilakukan dengan cara memegang sepasang obor . Ide ini dikenal dengan nama “Polybius Square’ dan juga diperkenalkan dengan kriptografi dan steganografi. Konsep kriptografi pernah dipergunakan dengan hiragana jepang dan Jerman dalam Perang Dunia I .
Suku Indian dari Amerika Utara juga melakukan komunikasi dengan menggunakan Sinyal asap . Setiap suku mempunyai sistem sinyal beserta artinya masing - masing yang hanya bisa dimengerti dalam lingkup terbatas . Pengirim sinyal memulai dengan api unggun , biasanya api unggun tersebut dibuat dengan menggunakan rumput kering yang dibakar dan selanjutnya akan menyebabkan kumpulan - kumpulan asap yang bergerak naik ke atas . Rumput - rumput tersebut di ambil pada saat kondisinya kering dan ikatan - ikatan rumput lain yang juga kering akan dibakar kemudian ke dalam api agar api menyala terus menerus sesuai keinginan penggunanya . Lokasi dari asap dan bentuk kecondongan membumbungnya asap ( posisi membentuk semacam kerucut ) tersebut mempunyai arti tertentu . Jika pengirim pesan membentuk suatu kumpulan asap yang bentuknya makin mengecil dari arah bawah ke atas ( ujung kerucut di atas ), ini menandakan bahwa semuanya dalam keadaan baik - baik saja . Tapi apabila sang pengirim pesan membentuk dari asap yang dihasilkannya makin mengecil dari arah atas ke bawah ( ujung kerucut di bawah ) , maka hal itu berarti menandakan adanya bahaya yang mengintai .
Sinyal asap masih digunakan hingga saat ini untuk memenuhi berbagai kepentingan . Di Roma , asrama Kardinal (tempat para kardinal terpilih dari berbagai negara di seluruh dunia dikarantina hingga akhirnya terpilih Paus baru) menggunakan sinyal asap untuk mengindikasikan terpilihnya Paus baru . Kardinal - kardinal yang memenuhi syarat mengadakan surat suara rahasia sampai seseorang menerima suara minimal dua per tiga plus satu dari jumlah seluruh kardinal yang memiliki hak suara . Surat suara akan dibakar setiap habis pemilihan , tiap hasil gagal atau berhasil terpilihnya Paus baru berarti bahan kimia berbeda yang dimasukkan ke dalam pembakaran agar menghasilkan warna asap yang berbeda . Di luar gereja katedral , umat Katolik menanti timbulnya asap putih dari cerobong asap , karena asap dengan warna hitam mengindikasikan pemilihan yang gagal dan asap dengan warna putih mengindikasikan bahwa Paus baru telah terpilih dan hal itu berarti umat katolik telah memiliki pemimpin agama yang baru .
Secara umum Sinyal asap digunakan untuk mengirimkan berita , sinyal bahaya , sebagai tanda darurat atau mengumpulkan orang banyak ke suatu area .
KENTONGAN
Kentongan dikenal
sebagai salah satu sarana komunikasi tradisional.Kentongan sudah lama digunakan
di daerah-daerah Indonesia, misalnya Demak, Mataram, Surakarta Yogyakarta, dan
daerah lainnya di Indonesia. Kentongan berfungsi untuk memberi tahu warga atau
masyarakat bahwa telah atau akan terjadi sesuatu. Tanda atau kode yang
digunakan berbeda-beda antara satu peristiwa dengan peristiwa lainnya.
Misalnya, tanda kentongan yang menandakan akan adanya kemalingan, kenduri,
adanya perayaan, atau akan ada lawan yang menyerang.
Pada masa kerajaan, kentongan juga digunakan pamong kerajaan apabila hendak menyampaikan pesan dan perintah sang raja atau prabu kepada rakyatnya. Pamong kerajaan tinggal memukul kentongan sehingga rakyat dengan segera datang berkumpul disuatu tempat yang sudah dilazim mereka gunakan.
Walaupun terjadi perkembangan teknologi informasi yang cukup pesat, kentongan sebagai sarana komunikasi trdisional masih dapat bertahan sampai saat ini, khususnya di daerah pedesaan. Kentongan masih digunakan, misalnya di bidang keamanan dipakai sebagai sarana ronda malam. Kentongan juga di pakai sebagai sarana petunjuk waktu. Kentongan besar (Bedug) digunakan sebagai tanda bahwa waktu sembhayang bagi umat islam telah tiba.
Pada masa kerajaan, kentongan juga digunakan pamong kerajaan apabila hendak menyampaikan pesan dan perintah sang raja atau prabu kepada rakyatnya. Pamong kerajaan tinggal memukul kentongan sehingga rakyat dengan segera datang berkumpul disuatu tempat yang sudah dilazim mereka gunakan.
Walaupun terjadi perkembangan teknologi informasi yang cukup pesat, kentongan sebagai sarana komunikasi trdisional masih dapat bertahan sampai saat ini, khususnya di daerah pedesaan. Kentongan masih digunakan, misalnya di bidang keamanan dipakai sebagai sarana ronda malam. Kentongan juga di pakai sebagai sarana petunjuk waktu. Kentongan besar (Bedug) digunakan sebagai tanda bahwa waktu sembhayang bagi umat islam telah tiba.
Kegunaan
kentongan didefinisikan sebagai tanda alarm, sinyal komunikasi jarak jauh,
morse, penanda adzan, maupun tanda bahaya. Ukuran kentongan tersebut berkisar antara
diameter 40cm dan tinggi 1,5M-2M.Kentongan sering diidentikkan dengan alat komunikasi zaman
dahulu yang sering dimanfaatkan oleh penduduk yang tinggal di daerah pedesaan
dan pegunungan.
Sejarah
budaya kentongan sebenarnya dimulai sebenarnya berasal dari legendaCheng Ho dari Cina
yang mengadakan perjalanan dengan misi keagamaan.Dalam perjalanan tersebut,
Cheng Ho menemukan kentongan ini sebagai alat komunikasi ritual keagamaan.Penemuan kentongan tersebut dibawa
ke China, Korea, dan Jepang.Kentongan sudah ditemukan sejak awal
masehi.Setiap daerah tentunya memiliki sejarah penemuan yang berbeda dengan
nilai sejarhnya yang tinggi. Di Nusa Tenggara Barat, kentongan ditemukan ketika
Raja Anak Agung Gede Ngurah yang berkuasa sekitar abad XIX menggunakannya untuk
mengumpulkan massa. Di Yogyakarta ketika masa
kerajaan Majapahit, kentongan Kyai Gorobangsa sering digunakan sebagai
pengumpul warga.
KERTAS
adalah bahan yang tipis dan rata, yang
dihasilkan dengan kompresi serat yang
berasal dari pulp. Serat yang
digunakan biasanya adalah alami, dan mengandung selulosa dan
hemiselulosa.
Kertas
dikenal sebagai media utama untuk menulis, mencetak serta melukis dan banyak
kegunaan lain yang dapat dilakukan dengan kertas misalnya kertas pembersih
(tissue) yang digunakan untuk hidangan, kebersihan ataupun toilet.
Adanya
kertas merupakan revolusi baru dalam
dunia tulis menulis yang menyumbangkan arti besar dalam peradaban dunia.
Sebelum ditemukan kertas, bangsa-bangsa dahulu menggunakan tablet dari tanah
lempung yang dibakar. Hal ini bisa dijumpai dari peradaban bangsa Sumeria, Prasasti
dari batu, kayu, bambu, kulit atau tulang binatang, sutra, bahkan daun lontar yang dirangkai seperti
dijumpai pada naskah naskah Nusantara beberapa
abad lampau.
Kertas
pertama kali diciptakan oleh bangsa Cina.Tsai Lun adalah orang yang menemukan
kertas yang dibuat dari bahan bambu yang mudah didapatkan di Cina pada tahun 101 Masehi. Penemuan ini
kemudian menyebar ke Jepang dan Korea seiring dengan menyebarnya bangsa Cina ke
timur dan berkembangnya peradaban di kawasan itu, walaupun sebenarnya cara
pembuatan kertas pada awalnya merupakan hal yang sangat dirahasiakan.
Teknik
pembuatan kertas jatuh ke tangan orang-orang Arab pada masa Abbasiyah setelah
kalahnya pasukan Dinasti Tang dalam Pertempuran Sungai Talas pada tahun 751
Masehi. Para tawanan perang mengajarkan cara pembuatan kertas kepada
orang-orang arab, sehingga kemudian muncullah industri-industri kertas disana.
Teknik
pembuatan kertas kemudian juga menyebar ke Italia dan India lalu Eropa
khususnya setelah Perang Salib dan jatuhnya Grenada dari bangsa Moor ke tangan
Spanyol dan ke seluruh dunia.
PAPIRUS
Papyrus (nama ilmiah: Cyperus
papyrus) adalah sejenis tanaman air yang dikenal sebagai
bahan untuk membuat kertas pada zaman kuno.
Tanaman ini umumnya dijumpai di tepi dan lembah Sungai Nil. Kira-kira 3500 SM, bangsa Mesir Kuno sudah memanfaatkan
papirus. Mereka pada saat itu membuat kertas dari kulit-kulit tipis
atau kulit-kulit halus papirus, sebelum kertas (seperti yang kita kenal
sekarang) ditemukan.
Ciri-ciri fisik dan kegunaan
Secara fisik, daun pohon ini mirip
rambut terjurai. Tangkainya tumbuh setinggi 3-5 meter, berbentuk segitiga secara
bersilangan. Di sekeliling dasar tangkai tersebut tumbuh dedaunan berserabut
pendek.
Karakter pohon papirus sangat halus,
tanpa bonggol-bonggol dan duri-duri yang menuju pada kelompok bunga besar,
nyaman, dan berbentuk rumbai. Konon karena perubahan geografis di daerah sungai
Nil dan berkembangnya pemakaian kulit binatang sebagai media untuk menulis,
papirus di Mesir tidak lagi berkembang biak dengan suburnya. Penanaman menjadi
sukar dan populasi papirus menurun
dengan drastis. Namun demikian, sekarang papirus banyak tumbuh di tepi-tepi
danau kecil dan sungai-sungai di Afrika.
Menurut Dr. Kamaluddin al-Batanuni, guru besar ekologi, tumbuhan papirus
tumbuh di daerah lembap dan basah. Daun-daunnya panjang, tinggi, dan seperti
kulit. Panjangnya mencapai satu setengah meter dan daun-daun tumbuhan ini
banyak digunakan untuk membuat tikar.
Di wilayah jazirah Arab, pada masa Nabi Muhammad SAW, tanaman ini
selain dimanfaatkan untuk tikar, juga digunakan untuk menulis Al Qur'an serta bahan
obat-obatan tradisional. Sebagai bahan untuk menulis, papirus diolah sedemikian
rupa hingga menyerupai kertas, lazimnya berukuran 10×20 cm hingga 10×30 cm atau
bahkan lebih dari 10×50 cm. Namun, ada kepingan yang dicantumkan atau dijahit
hingga menghasilkan lembar papirus yang panjangnya 12 sampai 30 meter.
Al Kahal
bin Tharkan menjelaskan
hadits ini. Menurutnya, tikar yang dimaksudkan di dalam hadits tersebut adalah
tikar yang terbuat dari papirus.Pada masa itu tikar banyak terbuat dari
tumbuhan ini. Abu yang berasal dari papirus mempunyai pengaruh yang bagus dalam
menahan darah karena ia mengandung zat pengering yang kuat dan kurang
menyengat. Abu ini, jika ditiupkan sendiri atau bersama cuka ke dalam hidung
orang yang mimisan, akan menghentikan mimisan.
Di samping
itu, seperti dituturkan Abdul Mun'im Q dalam bukunya At-Tadawy bil Qur'an
(Pengobatan dalam Al-Qur'an), di dalam tumbuhan ini terkandung garam
mineral dengan kadar yang besar; zat inilah yang akan menjadi abu setelah
daun-daunnya dibakar. Abu ini sangat halus butir-butirannya hingga mencapai
derajat yang besar dan ukuran butir-butirannya dapat mencapai ukuran tepung
perekat yang mampu menahan pendarahan berkelanjutan.Inilah yang menambah
keluasan permukaannya.Di antara khasiat terpenting dari permukaan ini adalah
sifatnya yang mudah menyerap. Artinya, ia mengumpulkan pada permukaannya
unsur-unsur lain dari kondisi yang ada padanya. Karena itu, membakar tumbuhan
ini akan menghasilkan abu yang steril serta mempunyai khasiat untuk membantu
membersihkan luka dan menghentikan pendarahan juga akan membentuk penutup dan
pembalut yang mencegah menyusupnya mikroba dan
jasad-jasad renik lainnya.
Karakteristik
media papirus ini memang dikenal oleh banyak bangsa. Di India, misalnya, minyak mentah yang terbuat dari
papirus banyak digunakan untuk memperlancar air seni. Lebih dari itu, kulit
bunganya dimanfaatkan sebagai pembalut luka dan obat bagi jaringan yang hidup.
HIEROGLIF MESIR
(pengucapan /ˈhaɪərəʊɡlɪf/; dari Yunaniἱερογλύφος "ukiran suci",
dalam Bahasa Inggrishieroglyphic = τὰἱερογλυφικά [γράμματα]) adalah sistem
tulisan formal yang digunakan masyarakat Mesir kuno
yang terdiri dari kombinasi elemen logograf
dan alfabet.
Hieroglif Mesir merupakan salah satu sistem penulisan paling tua yang dikenal
manusia.Beberapa dari tulisan tersebut berasal dari tahun 3000 sebelum masehi
dan telah digunakan oleh bangsa Mesir selama lebih dari 3000 tahun.Masyarakat
Mesir menggunakan hieroglif kursif untuk sastra keagamaan pada papirus
dan kayu.Adapula variasi formal tulisan yang lebih kecil, yang disebut hieratik
dan demotik, namun secara teknis tulisan tersebut
bukan merupakan hieroglif.
Berdasarkan kamus, arti dari hieroglif
adalah tulisan dan abjad Mesir Kuno, yang terdiri atas 700 gambar dan lambang
dalam bentuk manusia, hewan, atau benda; dan lambang tulisan (menyerupai gambar
paku) yang bersifat rahasia atau teka-teki yang sukar dibaca atau dipahami
maknanya.[1]
Disebut hieroglif karena ketika orang Yunani pertama kali melihat tulisan itu,
mereka yakin bahwa tulisan tersebut merupakan tulisan pendeta yang memiliki
makna dan tujuan yang suci. Kata hieroglif berasal dari kata sifat bahasa
Yunani yaitu ἱερογλυφικός (hieroglyphikos),
gabungan dari ἱερός (hierós
‘keramat’ atau ‘suci’) dan γλύφω (glýphō ‘ukiran’, ‘pahatan’, atau glyphs).
Kata glyphs sendiri merujuk pada τὰἱερογλυφικὰ γράμματα (tà hieroglyphikà
grámmata, ‘kesusastraan ukir pahat’).Kata hieroglyph dalam bahasa
Inggris dijadikan kata benda, menggantikan arti kata hieroglif yang
sebenarnya.Yang seharusnya seperti dalam kalimat sebelumnya, kata hieroglyphic
merupakan sebuah kata sifat, namun sering terjadi kekeliruan dalam penggunaan
kata hieroglyph sebagai sebuah kata benda.
Berdasarkan kamus, arti dari hieroglif adalah tulisan dan
abjad Mesir Kuno, yang terdiri atas 700 gambar dan lambang dalam bentuk
manusia, hewan, atau benda; dan lambang tulisan (menyerupai gambar paku) yang
bersifat rahasia atau teka-teki yang sukar dibaca atau dipahami maknanya.[1] Disebut
hieroglif karena ketika orang Yunani pertama kali melihat tulisan itu, mereka
yakin bahwa tulisan tersebut merupakan tulisan pendeta yang memiliki makna dan
tujuan yang suci. Kata hieroglif berasal dari kata sifat bahasa Yunani yaitu ἱερογλυφικός (hieroglyphikos), gabungan dari ἱερός (hierós
‘keramat’ atau ‘suci’) dan γλύφω (glýphō ‘ukiran’, ‘pahatan’, atau glyphs).
Kata glyphs sendiri merujuk pada τὰἱερογλυφικὰ γράμματα (tà
hieroglyphikà grámmata, ‘kesusastraan ukir pahat’).Kata hieroglyph
dalam bahasa Inggris dijadikan kata benda, menggantikan arti kata hieroglif
yang sebenarnya.Yang seharusnya seperti dalam kalimat sebelumnya, kata hieroglyphic
merupakan sebuah kata sifat, namun sering terjadi kekeliruan dalam penggunaan
kata hieroglyph sebagai sebuah kata benda.
PIKTOGRAF
adalah suatu ideogram
yang menyampaikan suatu makna melalui penampakan gambar yang menyerupai/meniru
keadaan fisik objek yang sebenarnya. Tanda atau gambar yang termasuk piktogram
disebut piktograf.Contoh suatu piktograf meliputi gambar-gambar kuno dan
lukisan prasejarah yang ditemukan dalam dinding gua. Piktograf juga digunakan
dalam menulis
dan sistem grafis
Untuk pertama
kalinya dalam berkomunikasi dengan tulisan adalah bangsa Sumeria.Dengan menggunakan symbol-simbol
piktograf sebagai huruf.Simbol atau huruf-huruf itu juga mempunyai bentuk
bunyi yang berbeda (penyebutan), sehingga tulisan-tulisan
tersebut menjadi kata, kalimat, dan bahasa yang mempunyai arti.
No comments:
Post a Comment
Pengujung yang baik, pasti tidak lupa berkomentar. :)
Terimakasih.....